Hari itu telah tiba, 23 Agustus 2014. Hari dimana kegiatan kita berlangsung. Pukul 06.00 pagi kita sudah harus berkumpul ditempat menunggu bis yang akan membawa kita menuju Pantai Sawarna.
Keberangkatan kami diikuti sekitar 60 orang, yang mayoritas adalah remaja. Hanya beberapa ibu ibu warga kampung kami yang ikut. Ibu-ibu tangguh berjiwa remaja hahaha
Pukul 07.00 pagi, dua Bis yang mengangkut kami pun akhirnya bergerak, menulusuri aspal demi membawa kami ke daerah Lebak-Banten. Tak sabar rasanya hati ingin menginjakan kaki dipasir pantai, tak seperti selama ini yang selalu menginjak aspal dimana mana.
Lebak-Banten kota yang terdengar bagi kami tidak begitu asing. Yah memang, karna kota itu masih satu provinsi dengan daerah dimana kami tinggal. Tetapi setelah kita berjalan cukup lama, sekitar 4 jam belum juga sampai. Kami kira seharusnya sudah sampai.
Kondisi didalam bis pun sudah semakin membosankan. Hal apa yang dapat menghialangkan bosan? jawabannya adalah TIDUR!! yaahh hahahaha
Tiba-tiba Bis pun berhenti, tapi ini belum sampai juga. Kita hanya istirahat untuk makan siang dan sholat disalah satu SPBU Lebak.
Setelah makan siang, akhirnya kita meneruskan perjalanan. Sekitar 1 jam perjalanan dari tempat istirahat makan siang kami, akhirnya kami melihat hamparan laut lepas disisi sebelah kanan kami. Pemandangan yang indah, sisi sebelah kanan laut dan sisi sebelah kiri hamparan persawahan. Tapi sayang kami tidak sempat mengambil gambarnya.
Gedung bertingkat, hutan karet, hutan pinus, aspal mulus, aspal jelek, semua yang kami lewati akhirnya berakhir sudah. Touchdown!! Kawasan Wisata Desa Sawarna.
Pukul 03.00 sore. Setelah menempuh perjalan sekitar 8 jam dari Kota Tangerang, akhirnya kami pun tiba.
Pintu masuk desa dengan jembatan gantung.
Sesampainya disana, kami pun menaruh barang bawaan kami di homestay yang telah disediakan panitia. Penginapan yang sangat nyaman. Rumah yang besar, kamar yang banyak, dan yang lebih hebat ada Ping-Pong nya hahahaaha
Selepas solat ashar kami pun langsung bergegas menuju pantai. Tak terlalu jauh dari penginapan, hanya berjarak sekitar 50 meter. Ini lah yang kami tuju, pantai dimana kami harus menempuh perjalanan 8 jam demi menggapainya. Sore ini kami habiskan waktu dipantai. Bermain air, bermain pasir, berenang, atau hanya sekedar menikmati angin laut sore hari sambil berfoto ria.
Sore yang tak akan terlupakan dalam hidup kami. Sore yang begitu indah. Sore yang melepas penasaran kami selama 8 jam. Sore yang sejenak melupakan kehidupan dikota sana. Sore segalanya....
Menjelang maghrib kita bergegas kembali ke penginapan untuk beristirahat sebentar. Saat tiba dipenginapan kami pun langsung disambut dengan makan malam. yeeeaaahhh makaaaann. Dengan menu ayam goreng, tempe, tahu, kerupuk dan sambel, semuanya bisa mengembalikan energi kami setelah bermain dipantai sore tadi.Pukul 07.30 malam, kami berkumpul menikmati udara desa tepi pantai dengan bermain gitar, bernyanyi, main kartu (bukan berjudi) dan membakar jagung yang kami bawa dari rumah.
Setelah perut lumayan terisi oleh jagung bakar yang kami bawa sebanyak 2 karung. Kami berencana menghabiskan malam ini di pantai. Bergegaslah kami menuju pantai. Sesampianya disana kmai hanya bercengkrama satu sama lain, bermain gitar dan bernyanyi bersama, menghangatkan badan dengan beberapa botol bir. Hingga larut malam. Bahkan ada salah satu teman kami yang sampai tertidur pulas dipantai.
Pukul 07.00 pagi. Selamat pagiii.... Pagi ini kami akan mengunjungi beberapa tempat. Tempat yang pertama kami kunjungi adalah Pantai Legon pari. Untuk sampai kesana kami harus berjalan kaki kurang lebih satu setengah jam. Tapi satu setengah jam itu tidak begitu berarti, karena sepanjang perjalanan kami ditemani dengan pemandangan indah. Bukit, Sawah dan hamparan laut begitu terlihat indah disepanjang perjalanan. Ditambah track jalan yang memang tidak begitu sulit untuk dilalui. Hanya naik turun bukit, dan melawati jalan setapak yang memang sudah ada. Apalagi jalannya bareng gebetan, wah bakal semakin semangat jalannya hehehe
Akhirnya tibalah kami di Legon Pari. Pantai yang cantik dengan pasir yang bersih. Dan ombak yang menari dengan indahnya. Tapi sayang pantai nya saat itu tidak bisa untuk di berenangi karena ombak yang sedang besar dan air pasang. Jadinya kami hanya menikmati desiran desiran ombak dan berfoto foto.
Tak terasa sejam sudah kami berada di Legon Pari, kami harus bangkit dan menuju tempat lainnya.
Pukul 08.30 pagi. Setelah dari Legon Pari, tujuan kami berikutnya adalah Karang Taraje. Tak jauh dari Legon Pari, hanya butuh waktu setengah jam berjalan kaki melewati bukit.Dan sampailah kami di Karang Taraje. Karang yang cukup besar dengan segala keindahannya. Dengan badannya yang besar, karang itu menahan laju ombak dari laut dan memberikan pemandangan yang sangat indah. Tapi sayangnya kami tidak bisa naik ke atas karang itu. Yah itu karena tadi, obak yang sedang besar. Takutnya nanti kami tersapu ombak dan terbawa ke laut.
Setelah sejam disana dan kami pun lumayan puas dengan keindahan karang taraje. Kami pun harus segera kembali kepenginapan. Karena siang nanti kami harus segera pulang.
Oh iya, perjalanan pulang kami tidak melewati jalan yang sama dengan jalan pergi. Kami menelusuri tepi pantai hingga samapai di pantai pasir putih desa Sawarna. Diperjalanan kembali ke penginapan, kami melewati beberapa tempat wisata lainnya. Karang Bereum atau dalam bahasa sunda berarti Karang Merah. Tapi sayang tidak ada foto yang diambil disana, karena kamera saya saat itu sudah lowbet.
Setelah sejam kami berjalan kembali dari Karang Taraje. Kami juga melewati Tanjung Layar. Ini adalah tempat yang dijadikan simbol Sawarna. Tanjung yang berada diujun barat pulau jawa ini memang begitu indah. Dengan karang yang menjujung tinggi dan berbentuk seperti layar.
Pukul 12.00 siang. Setibanya di penginapan kami sudah disediakan makan siang yang memang sudah disiapkan dari tadi pagi. Sehabis makan, saya merasa belum puas bermain ditempat ini. Hingga akhirnya saya dan kedua teman saya memutuskan untuk bermain papan seluncur. Bukan papan sufring besar seperti para profesional lakukan. Ini hanya papan "boogie" seluncur, itu loh papan surfing yang besarnya cuma setengah dari papan surfing beneran.
Kami bertiga langsung berlari kepantai ditengah siang itu dengan matahari yang sangat cerah. Pasir panati yang kami injak dengan telanjang kaki sangat terasa panas. Akhirnya kami mencari tempat penyewaan papan. Dan dapatlah kami 3 papan boogie dengan harga 40ribu setelah tawar menawar yang cukup alot. Kami bermain sekitar satu jam. Kurang rasanya kami bermain, karena ombak saat itu sedang bagus dan cuaca yang cerah. Tapi apa boleh buat, jam 2 nanti kami harus bersiap pulang. Akhirnya kami sudahi bermain papan boogie itu.
Pukul 02.00 siang. Kami bersiap untuk pulang. Sebelum pulang kami disediakan mie instan untuk mengisi perut diperjalanan nanti. Jam 3 akhirnya kami pulang. Sampai jumpa lagi desa Sawarna.
Baru berapa ratus meter bis yang membawa kami meniggalkan Desa Sawarna, tiba-tiba kami disuruh turun dari bis. Kami pun bertanya tanya ada apa ini? kenapa kami harus turun? Ternyata didepan sana ada tanjakan yang cukup terjal. Dan bis kami menyuruh kami turun agar meminimalisir kecelakaan. "Kalau jatuh kejurang biar saya aja, kalian jangan" begitu lah yang dikatakan pak supir. Sungguh berjiwa satria pak supir itu.
Satu jam sudah kami diperjalanan. Masih dikecamatan Bayah, kecamatan yang sama dengan Desa Sawarna. Tiba tiba salah seorang teman kami seperti kerasukan, ah tapi itu bukan kerasukan. Kalu kata kami itu kesambet. Iya seperti ada makhluk dari alam lain yang mnggoda dia. Dia berteriak teriak tak karuan. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti sejenak dan mengobati teman kami terlebih dahulu.
Disebuah rumah makan kami berhenti dan mengobati teman kami. "Dari sawarna yah? eta mah loba jurig" salah seorang penduduk setempat berbicara pada kami. Akhirnya setelah satu jam diobati oleh ustadz kampung setempat, teman kami pun siuman. Dan kami meneruskan perjalanana.
Pukul 05.00 sore. Kami melanjutkan perjalanan pulang. Cukup cepat saat kami pulang, hanya memerlukan waktu kurang lebih 6 jam. Tidak seperti saat berangkat yang membutuhkan waktu 8 jam. Yah mungkin karena saat pulang kondisi malam yang memang tidak banyak kendaraan, sehingga bis kami pun dapat ngebut dan tak ada macet yang kami jumpai. Jam 11.00 malam kami sampai.Terimakasih Tuhan Kau telah mencipatakan Sawarna. Terimakasih Sawarna atas segala keindahan yang kau berikan, atas segala memory indah yang kau tanamkan. Suatu saat bila ada waktu dan kesempatan kami akan menemui mu lagi. Terimkasih juga untuk segenap panitia yang telah mengajak kami kesana. Ditunggu tamasya selanjutnya tahun depan.
With love,
LAM
notes:
bagi yang mau melihat
foto foto lebih banyak
bisa langsung ke